Sunday, July 15, 2012

Syphilis

"Syphilis" penyakit yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum dan merupakan penyakit umum dan berbahaya yang dapat ditularkan dari orang ke orang lain melalui hubungan seksual. Penyakit ini bisa menular dari ibu ke janin yang sedang dikandungnya. Pengobatan yang umum dilakukan adalah memberi antibiotik kepada penderita, dan jika tidak segera dilakukan perawatan, infeksi ini akan menjalar dan dapat merusak bagian organ lain. 
Klasifikasi
Klasifikasi kuman penyebab penyakit syphilis adalah sebagai berikut :
Kingdom         : Eubacteria
Phylum            : Spirochaete 
Class                : Spirochaete
Ordo                : Spirochaetales          
Famili              : Spirochaetaceae 
Genus              : Treponema
Spesies            : Treponema pallidum 
Spiroketa merupakan bakteri spiral yang besar, heterogen, dan dapat bergerak. Treponema merupakan basil gram negatif yang panjang, tipis, bergulung secara heliks, berbentuk spiral atau seperti pembuka tutup botol (cork screw). Treponema pallidum memiliki selubung luar atau pelapis glikosaminoglikan. Bagian dalam selubung adalah selaput luar yang mengandung peptidoglikan dan menjaga keutuhan struktur dari organisme. Endoflagel (filamen aksial) merupakan organel seperti flagel dalam ruang periplasma yang ditutupi oleh selaput luar. Endoflagel dimulai pada setiap ujung organisme dan berputar mengelilinginya, meluas dan bertumpang tindih sampai pada titik tengah. Bagian dalam endoflagel adalah selaput dalam (selaput sitoplasma) yang menimbulkan stabilitas osmotik dan menutupi silinder sitoplasma. Rangkaian tubula sitoplasma (fibril badan) berada di bagian dalam sel di dekat selaput dalam. Treponema dibentuk kembali melalui pemisahan transversa.   
Morfologi Treponema Pallidum
Ciri-ciri khas dari Treponema pallidum ini berbentuk spiral langsing, berukuran lebar kira-kira 0,2 µm dan panjang 5-15 µm. Spiralnya melilit teratur berjarak 1 µm satu sama lain. Organisme ini bergarak secara aktif, terus menerus berputar mengelilingi sumbu panjangnya. Sumbu panjang spiral biasanya lurus tetapi kadang-kadang dapat bengkok, sehingga pada suatu saat organisme ini membentuk lingkaran lurus yang normal. Karena begitu tipis, mikroorganisme ini tidak jelas terlihat, kecuali dengan penerangan lapangan gelap atau dengan pewarnaan imunofluoresensi. 
Gambaran Klinis
Secara garis besar syphilis dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a.       Syphilis yang didapat
Infeksi alamiah oleh Treponema pallidum terbatas pada manusia. Infeksi pada manusia biasanya disebarkan melalui kontak seksual. Lesi penyebab infeksi terdapat pada kulit atau selaput mukosa alat kelamin. Namun, pada 10-20% kasus, lesi primernya terdapat di dalam rektum, perianal, mulut, atau dimana saja di tubuh. Treponema mungkin dapat menembus selaput mukosa utuh, atau dapat masuk melalui epidermis yang rusak.
Spiroketa berkembang biak pada tempat masuknya, dan sebagian menyebar ke kelenjar getah bening yang terdekat, kemudian mencapai aliran darah. Dalam 2-10 minggu setelah infeksi, timbul papula pada tempat infeksi dan pecah membentuk ulkus dengan dasar yang bersih dan keras. Peradangan ditandai terutama oleh limfosit dan sel-sel plasma. Lesi primer ini selalu sembuh, tetapi 2-10 minggu kemudian timbul lesi-lesi sekunder, yaitu lesi yang terdiri atas ruam makulopapuler merah di seluruh tubuh, dan papula pucat basah (kondiloma) pada daerah anogenital, ketiak, dan mulut. Juga dapat terjadi meningitis syphilis, korioretinitis, hepatitis, nefritis, atau periostitis syphilis. Lesi sekunder juga mereda secara spontan. Lesi primer dan sekunder mengandung banyak spiroketa dan sangat menular. Lesi yang menular dapat timbul lagi dalam 3-5 tahun setelah infeksi, tetapi sesudah itu orang tersebut tidak dapat menularkan penyakit lagi. Infeksi syphilis dapat tetap sub klinik, dan penderita dapat melewati stadium primer atau sekunder atau keduanya tanpa gejala ataupun tanda, namun kemudian timbul lesi tersier.
Pada kira-kira 30% kasus, infeksi dini syphilis berkembang secara spontan sampai sembuh sempurna tanpa pengobatan. Pada 30% lainnya, infeksi yang tidak diobati akan tetap laten. Pada sisanya, penyakit berkembang menjadi stadium tersier, yang ditandai dengan timbulnya lesi-lesi granulomatosa (gumma) pada kulit, tulang, hati, dan perubahan degenerasi pada susunan saraf pusat. Pada semua lesi tersier, Treponema sangat jarang ditemukan. Adanya respon jaringan yang berlebihan diakibatkan oleh beberapa bentuk hipersensitivitas terhadap organisme. Namun kadang-kadang Treponema dapat ditemukan dalam mata atau susunan saraf pusat pada syphilis yang lanjut.
b.      Syphilis Kongenital
Wanita hamil penderita syphilis dapat menularkan Treponema pallidum pada janin melalui plasenta mulai kira-kira minggu ke-10 sampai minggu ke-15 kehamilan. Beberapa janin yang terinfeksi akan mati dan mengakibatkan keguguran, lainnya dapat lahir hidup tetapi menunjukkan tanda-tanda syphilis kongenital pada anak. Pengobatan yang adekuat pada ibu selama masa kehamilan dapat mencegah syphilis kongenital.
Gejala-gejala syphilis kongenital pada bayi yang baru lahir adalah sebagai berikut :
·         Bayi sering rewel
·         Pembesaran kelenjar getah bening, hati, dan limpa
·         Berat badannya tidak bertambah atau gagal berkembang
·         Wajahnya tampak seperti orang yang sudah tua
·         Bibirnya pecah-pecah
·         Dari hidungnya keluar lendir berdarah
·         Lepuhan kecil pada telapak tangan dan telapak kaki
·         Ruam makulopapuler berwarna tembaga pada wajah, telapak tangan, dan telapak kaki
·         Ruam pada tepi mulut alat kelamin dan anus
·         Hidungnya datar
·         Meningitis
·         Koroiditis
·         Kejang
·         Hidrosefalus  
    Patogenesis
Patogenesis syphilis adalah sebagai berikut :
1.      Tahap Masuknya Treponema
Treponema pallidum masuk ke dalam tubuh melalui lesi kulit atau selaput lendir. Jika melalui kulit harus ada mikro/makro lesi, sedangkan jika melalui selaput lendir dapat dengan tanpa ada lesi. Pada tempat masuknya kuman dapat mengadakan multiplikasi dan tubuh akan bereaksi dengan timbulnya infiltrat yang terdiri atas limfosit dan sel plasma yang secara klinis dapat dilihat sebagai papula. Reaksi radang tersebut tidak hanya terbatas pada tempat masuknya kuman, tetapi juga di daerah perivaskuler.
2.      Stadium I (SI)
Kerusakan vaskuler ini mengakibatkan aliran darah pada daerah tersebut berkurang sehingga terjadi erosi atau ulkus, dan keadaan ini disebut afek primer SI. Treponema masuk aliran darah dan limfe, kemudian menyebar ke seluruh jaringan tubuh, termasuk kelenjar getah bening regional. Bila sudah mengenai kelenjar getah bening regional disebut kompleks primer SI.
3.      Stadium II (SII)
Perjalanan secara hematogen akan menyebarkan kuman ke seluruh jaringan tubuh, tetapi manifestasinya baru akan tampak kemudian. Reaksi jaringan terhadap multiplikasi ini akan terlihat 6-8 minggu setelah kompleks primer dan reaksi ini bermanifestasi sebagai SII dengan berbagai bentuk kelainan yang biasanya didahului oleh gejala prodromal. Lesi primer perlahan-lahan menghilang karena kuman di tempat tersebut berkurang jumlahnya dan penyembuhan terjadi tanpa atau dengan jaringan parut tipis. Lesi SII secara perlahan-lahan juga menghilang dan akhirnya tidak terlihat sama sekali dalam waktu kurang lebih 9 bulan.
4.      Stadium Laten
Stadium laten adalah stadium tanpa tanda atau gejala klinis, tetapi infeksi masih ada dan aktif yang ditandai dengan S.T.S (Serologic Test for Syphilis) positif. Kadang-kadang proses imunitas gagal mengendalikan infeksi, sehingga Treponema pallidum berkebang lagi dan menimbulkan lesi seperti pada SI atau SII dan stadium ini disebut stadium rekuren. Stadium ini terjadi tidak lebih dari 2 tahun terhitung sejak permulaan infeksi. Stadium laten lanjut dapat berlangsung beberapa tahun, antibody tetap ada dalam serum penderita (S.T.S positif).
5.      Stadium Gumma
Keseimbangan antara Treponema dan jaringan dapat tiba-tiba berubah, sebabnya belum jelas, mungkin trauma merupakan salah satu faktor untuk timbulnya SIII yang berbentuk gumma. Pada stadium gumma ini, Treponema sukar ditemukan tetapi reaksinya bersifat destruktif. Lesi sembuh dengan berangsur-angsur dengan pembentukan jaringan fibrotik dan lesi tersier ini dapat berlangsung beberapa tahun. Treponema pallidum dapat mencapai sistem kardiovaskuler dan saraf pusat dalam waktu dini tetapi kerusakan yang ditimbulkannya terjadi perlahan-lahan sehingga perlu waktu bertahun-tahun untuk menimbulkan gejala klinis. Hampir 2/3 kasus dengan stadium laten dapat meneruskan hidupnya tanpa menimbulkan gejala klinis
    Tanda-Tanda Penyakit Syphilis
Tanda-tanda yang tampak dari infeksi Treponema pallidum, penyebab penyakit syphilis adalah :
a.       Tanda yang pertama biasanya luka atau borok, yang disebut chancre. Chancre ini timbul 2 sampai 5 minggu setelah hubungan kelamin dengan seorang penderita syphilis. Luka chancre tersebut terlihat seperti jerawat, lepuh atau borok yang terluka. Biasanya chancre terdapat pada daerah kelamin laki-laki atau wanita. Borok ini penuh dengan kuman, yang mudah ditularkan kepada orang lain. Borok tersebut biasanya tidak sakit, dan jika terdapat dalam vagina, mungkin wanita tersebut tidak menyadari bahwa ia menderita syphilis, tetapi ia dapat menularkannya kepada orang lain.
b.      Luka chancre hanya berlangsung beberapa hari dan kemudian hilang sendiri tanpa pengobatan. Namun, penyakitnya terus menyebar diseluruh tubuh.
c.       Beberapa minggu atau beberapa bulan kemudian, dapat terjadi sakit leher, panas ringan, luka-luka pada mulut atau pembengkakan sendi-sendi. Atau salah satu diantara tanda-tanda tersebut dapat muncul pada kulit berupa :
·         Jerawat atau ruam yang sakit di seluruh tubuh
·         Bilur-bilur yang berbentuk lingkaran
·         Ruam yang gatal pada tangan atau kaki.
Ketiga tanda diatas biasanya dapat hilang dengan sendirinya, dan penderitanya mengira ia telah sembuh, tetapi sebenarnya penyakit tersebut masih ada.
     Epidemiologi
Saat ini, insiden syphilis meningkat di berbagai dunia. Semua syphilis diperoleh melalui hubungan seksual, kecuali syphilis kongenital dan syphilis pada tenaga medis yang diperoleh akibat kontak di tempat kerja. Insiden tertinggi terdapat pada laki-laki homoseksual, dan sering reinfeksi pada orang yang telah diobati.
Mayoritas khasus infeksi syphilis terjadi pada orang yang aktif secara seksual dalam kelompok usia 20 hingga 40 tahun. Sebagai akibat dari infeksi ini, chancres (luka) terjadi diseluruh bagian luar alat kelamin, vagina, anus, atau dubur. Chancre ini mungkin juga dapat berkembang di bibir atau di dalam mulut. Infeksi menyebar melalui kontak langsung dan melalui hubungan seksual. 
     Dampak Sosial
Seperti dalam kasus penyakit menular seksual lainnya, orang yang terinfeksi syphilis juga menghadapi diskriminasi dan prasangka karena stigma sosial yang berat terkait dengan penyakit ini. Diskriminasi entah terlahir dari rasa muak bagi para korban, yang dianggap promiscuous (khususnya wanita), karena fakta bahwa mereka memperoleh penyakit tersebut akibat hubungan seksual. Individu yang terinfeksi mungkin sering berakhir diperlakukan sebagai orang buangan oleh masyarakat. 
Pencegahan dan Pengawasan
Pencegahan dan pengawasan dari penularan penyakit syphilis meliputi :
1.      Pengobatan cepat dan memadai terhadap khasus yang ditemukan.
2.      Pemantauan sumber infeksi dan pengawasan yang memadai.
3.      Pencegahan pada waktu hubungan seksual, baik secara mekanik misalnya dengan menggunakan pengaman saat melakukan hubungan seksual yaitu kondom. 
 Pengobatan
Penisilin dalam konsentrasi 0,003 unit/ml mempunyai aktifitas treponemisidal yang nyata, dan penisilin merupakan pengobatan pilihan. Pada syphilis dengan masa sakit kurang dari satu tahun (syphilis dini), kadar penisilin dipertahankan selama dua minggu dengan penyuntikan tunggal benzatin penisilin G 2,4 juta unit secara intramuskuler. Pada syphilis laten atau syphilis lanjut, dosis yang sama diberikan 3 kali dalam interval satu minggu. Kadang-kadang penisilin dapat digantikan dengan antibiotika lain seperti tetrasiklin atau eritromisin. Pengobatan dengan antibiotika harus terus diamati apalagi bila digunakan secara terus menerus.
     Pemeriksaan Serologi untuk Syphilis
Berdasarkan antigen yang dipakai, tes serologis untuk syphilis (STS = Serologic Tests for Syphilis) ada dua macam, yaitu :
a.  Non Treponemal
Pada tes ini digunakan antigen tidak spesifik yaitu kardiolipin yang dikombinasikan dengan lesitin dan kolesterol, karena ini tes ini dapat memberi Reaksi Biologik Semu.
Antibodinya disebut reagin, yang terbentuk setelah infeksi dengan Treponema pallidum, tetapi zat tersebut terdapat pula pada bagian penyakit lain dan selama kehamilan. Reagin ini dapat bersatu dengan suspensi ekstrak lipid dari binatang atau tumbuhan, menggumpal membentuk massa yang dapat dilihat pada tes flokulasi. Massa tersebut juga dapat bersatu dengan komplemen yang merupakan dasar bagi tes ikatan komplemen.
Contoh dari tes ini adalah :
Tes flokulasi : Veneral Disease Research Laboratories (VDRL)
Uji Ikatan Komplemen (CF = Complement Fixation)
Tes Imobilisasi : TPI (Treponema Pallidum Imobilization Test)
Tes fiksasi komplemen : RPCF (Reiter Protein Complement Fixation Test)
Tes imunofluoresen : FTA-Abs (Fluorecent Treponemal Test Antibody Absorption Test)
Tes Hemoglutinasi : TPHA (Treponema Pallidum Hemaglutination Assay)

0 comments:

Post a Comment

BERIKAN KOMENTAR

Baca Saya

Salam semangat pada semua teman-teman pembaca Blog Jurnal Kesehatan. Kami persembahkan artikel-artikel kesehatan, asuhan keperawatan, dan jurnal keperawatan untuk semua kepentingan anda silahkan download atau copy paste secara gratis

Jangan lupa tuliskan komentar nya ya...

Affiliate Program

Anda mahasiswa, pelajar, pegawai atau yang cuma suka Online di facebook dll.. Pengen punya penghasilan tambahan daftar aja disini

Followers

 

Tukar Link