"Syphilis" penyakit yang disebabkan
oleh bakteri Treponema pallidum dan merupakan penyakit umum dan
berbahaya yang dapat ditularkan dari orang ke orang lain melalui hubungan
seksual. Penyakit ini bisa menular dari ibu ke janin yang sedang dikandungnya.
Pengobatan yang umum dilakukan adalah memberi antibiotik kepada penderita, dan
jika tidak segera dilakukan perawatan, infeksi ini akan menjalar dan dapat
merusak bagian organ lain.
Klasifikasi
Klasifikasi
Klasifikasi kuman penyebab penyakit
syphilis adalah sebagai berikut :
Kingdom
: Eubacteria
Phylum
: Spirochaete
Class
: Spirochaete
Ordo
: Spirochaetales
Famili
: Spirochaetaceae
Genus
: Treponema
Spesies
: Treponema pallidum
Spiroketa
merupakan bakteri spiral yang besar, heterogen, dan dapat bergerak. Treponema
merupakan basil gram negatif yang panjang, tipis, bergulung secara heliks,
berbentuk spiral atau seperti pembuka tutup botol (cork screw). Treponema
pallidum memiliki selubung luar atau pelapis glikosaminoglikan. Bagian
dalam selubung adalah selaput luar yang mengandung peptidoglikan dan menjaga
keutuhan struktur dari organisme. Endoflagel (filamen aksial) merupakan organel
seperti flagel dalam ruang periplasma yang ditutupi oleh selaput luar.
Endoflagel dimulai pada setiap ujung organisme dan berputar mengelilinginya,
meluas dan bertumpang tindih sampai pada titik tengah. Bagian dalam endoflagel
adalah selaput dalam (selaput sitoplasma) yang menimbulkan stabilitas osmotik
dan menutupi silinder sitoplasma. Rangkaian tubula sitoplasma (fibril badan)
berada di bagian dalam sel di dekat selaput dalam. Treponema dibentuk kembali
melalui pemisahan transversa.
Morfologi Treponema Pallidum
Morfologi Treponema Pallidum
Ciri-ciri khas dari Treponema pallidum
ini berbentuk spiral langsing, berukuran lebar kira-kira 0,2 µm dan panjang
5-15 µm. Spiralnya melilit teratur berjarak 1 µm satu sama lain. Organisme ini
bergarak secara aktif, terus menerus berputar mengelilingi sumbu panjangnya.
Sumbu panjang spiral biasanya lurus tetapi kadang-kadang dapat bengkok,
sehingga pada suatu saat organisme ini membentuk lingkaran lurus yang normal.
Karena begitu tipis, mikroorganisme ini tidak jelas terlihat, kecuali dengan
penerangan lapangan gelap atau dengan pewarnaan imunofluoresensi.
Gambaran Klinis
Gambaran Klinis
Secara garis besar syphilis dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
a. Syphilis yang didapat
Infeksi alamiah
oleh Treponema pallidum terbatas pada manusia. Infeksi pada manusia
biasanya disebarkan melalui kontak seksual. Lesi penyebab infeksi terdapat pada
kulit atau selaput mukosa alat kelamin. Namun, pada 10-20% kasus, lesi
primernya terdapat di dalam rektum, perianal, mulut, atau dimana saja di tubuh.
Treponema mungkin dapat menembus selaput mukosa utuh, atau dapat masuk melalui
epidermis yang rusak.
Spiroketa
berkembang biak pada tempat masuknya, dan sebagian menyebar ke kelenjar getah
bening yang terdekat, kemudian mencapai aliran darah. Dalam 2-10 minggu setelah
infeksi, timbul papula pada tempat infeksi dan pecah membentuk ulkus dengan
dasar yang bersih dan keras. Peradangan ditandai terutama oleh limfosit dan
sel-sel plasma. Lesi primer ini selalu sembuh, tetapi 2-10 minggu kemudian
timbul lesi-lesi sekunder, yaitu lesi yang terdiri atas ruam makulopapuler
merah di seluruh tubuh, dan papula pucat basah (kondiloma) pada daerah
anogenital, ketiak, dan mulut. Juga dapat terjadi meningitis syphilis,
korioretinitis, hepatitis, nefritis, atau periostitis syphilis. Lesi sekunder
juga mereda secara spontan. Lesi primer dan sekunder mengandung banyak
spiroketa dan sangat menular. Lesi yang menular dapat timbul lagi dalam 3-5
tahun setelah infeksi, tetapi sesudah itu orang tersebut tidak dapat menularkan
penyakit lagi. Infeksi syphilis dapat tetap sub klinik, dan penderita dapat
melewati stadium primer atau sekunder atau keduanya tanpa gejala ataupun tanda,
namun kemudian timbul lesi tersier.
Pada kira-kira
30% kasus, infeksi dini syphilis berkembang secara spontan sampai sembuh
sempurna tanpa pengobatan. Pada 30% lainnya, infeksi yang tidak diobati akan
tetap laten. Pada sisanya, penyakit berkembang menjadi stadium tersier, yang
ditandai dengan timbulnya lesi-lesi granulomatosa (gumma) pada kulit, tulang,
hati, dan perubahan degenerasi pada susunan saraf pusat. Pada semua lesi
tersier, Treponema sangat jarang ditemukan. Adanya respon jaringan yang
berlebihan diakibatkan oleh beberapa bentuk hipersensitivitas terhadap
organisme. Namun kadang-kadang Treponema dapat ditemukan dalam mata atau
susunan saraf pusat pada syphilis yang lanjut.
b. Syphilis Kongenital
Wanita hamil
penderita syphilis dapat menularkan Treponema pallidum pada janin
melalui plasenta mulai kira-kira minggu ke-10 sampai minggu ke-15 kehamilan.
Beberapa janin yang terinfeksi akan mati dan mengakibatkan keguguran, lainnya
dapat lahir hidup tetapi menunjukkan tanda-tanda syphilis kongenital pada anak.
Pengobatan yang adekuat pada ibu selama masa kehamilan dapat mencegah syphilis
kongenital.
Gejala-gejala
syphilis kongenital pada bayi yang baru lahir adalah sebagai berikut :
·
Bayi sering
rewel
·
Pembesaran
kelenjar getah bening, hati, dan limpa
·
Berat badannya
tidak bertambah atau gagal berkembang
·
Wajahnya tampak
seperti orang yang sudah tua
·
Bibirnya
pecah-pecah
·
Dari hidungnya
keluar lendir berdarah
·
Lepuhan kecil
pada telapak tangan dan telapak kaki
·
Ruam
makulopapuler berwarna tembaga pada wajah, telapak tangan, dan telapak kaki
·
Ruam pada tepi
mulut alat kelamin dan anus
·
Hidungnya datar
·
Meningitis
·
Koroiditis
·
Kejang
·
Hidrosefalus
Patogenesis
Patogenesis
Patogenesis
syphilis adalah sebagai berikut :
1. Tahap Masuknya Treponema
Treponema
pallidum masuk ke dalam
tubuh melalui lesi kulit atau selaput lendir. Jika melalui kulit harus ada
mikro/makro lesi, sedangkan jika melalui selaput lendir dapat dengan tanpa ada
lesi. Pada tempat masuknya kuman dapat mengadakan multiplikasi dan tubuh akan
bereaksi dengan timbulnya infiltrat yang terdiri atas limfosit dan sel plasma
yang secara klinis dapat dilihat sebagai papula. Reaksi radang tersebut tidak
hanya terbatas pada tempat masuknya kuman, tetapi juga di daerah perivaskuler.
2. Stadium I (SI)
Kerusakan
vaskuler ini mengakibatkan aliran darah pada daerah tersebut berkurang sehingga
terjadi erosi atau ulkus, dan keadaan ini disebut afek primer SI. Treponema
masuk aliran darah dan limfe, kemudian menyebar ke seluruh jaringan tubuh,
termasuk kelenjar getah bening regional. Bila sudah mengenai kelenjar getah
bening regional disebut kompleks primer SI.
3. Stadium II (SII)
Perjalanan secara
hematogen akan menyebarkan kuman ke seluruh jaringan tubuh, tetapi
manifestasinya baru akan tampak kemudian. Reaksi jaringan terhadap multiplikasi
ini akan terlihat 6-8 minggu setelah kompleks primer dan reaksi ini
bermanifestasi sebagai SII dengan berbagai bentuk kelainan yang biasanya
didahului oleh gejala prodromal. Lesi primer perlahan-lahan menghilang karena
kuman di tempat tersebut berkurang jumlahnya dan penyembuhan terjadi tanpa atau
dengan jaringan parut tipis. Lesi SII secara perlahan-lahan juga menghilang dan
akhirnya tidak terlihat sama sekali dalam waktu kurang lebih 9 bulan.
4. Stadium Laten
Stadium laten
adalah stadium tanpa tanda atau gejala klinis, tetapi infeksi masih ada dan
aktif yang ditandai dengan S.T.S (Serologic Test for Syphilis) positif.
Kadang-kadang proses imunitas gagal mengendalikan infeksi, sehingga Treponema
pallidum berkebang lagi dan menimbulkan lesi seperti pada SI atau SII dan
stadium ini disebut stadium rekuren. Stadium ini terjadi tidak lebih
dari 2 tahun terhitung sejak permulaan infeksi. Stadium laten lanjut dapat
berlangsung beberapa tahun, antibody tetap ada dalam serum penderita (S.T.S
positif).
5. Stadium Gumma
Keseimbangan
antara Treponema dan jaringan dapat tiba-tiba berubah, sebabnya belum jelas,
mungkin trauma merupakan salah satu faktor untuk timbulnya SIII yang berbentuk
gumma. Pada stadium gumma ini, Treponema sukar ditemukan tetapi reaksinya
bersifat destruktif. Lesi sembuh dengan berangsur-angsur dengan pembentukan
jaringan fibrotik dan lesi tersier ini dapat berlangsung beberapa tahun.
Treponema pallidum dapat mencapai sistem kardiovaskuler dan saraf pusat dalam
waktu dini tetapi kerusakan yang ditimbulkannya terjadi perlahan-lahan sehingga
perlu waktu bertahun-tahun untuk menimbulkan gejala klinis. Hampir 2/3 kasus
dengan stadium laten dapat meneruskan hidupnya tanpa menimbulkan gejala klinis
Tanda-Tanda Penyakit Syphilis
Tanda-tanda yang tampak dari infeksi Treponema
pallidum, penyebab penyakit syphilis adalah :
a. Tanda yang pertama biasanya luka atau
borok, yang disebut chancre. Chancre ini timbul 2 sampai 5 minggu setelah
hubungan kelamin dengan seorang penderita syphilis. Luka chancre tersebut
terlihat seperti jerawat, lepuh atau borok yang terluka. Biasanya chancre terdapat
pada daerah kelamin laki-laki atau wanita. Borok ini penuh dengan kuman, yang
mudah ditularkan kepada orang lain. Borok tersebut biasanya tidak sakit, dan
jika terdapat dalam vagina, mungkin wanita tersebut tidak menyadari bahwa ia
menderita syphilis, tetapi ia dapat menularkannya kepada orang lain.
b. Luka chancre hanya berlangsung beberapa
hari dan kemudian hilang sendiri tanpa pengobatan. Namun, penyakitnya terus
menyebar diseluruh tubuh.
c. Beberapa minggu atau beberapa bulan
kemudian, dapat terjadi sakit leher, panas ringan, luka-luka pada mulut atau
pembengkakan sendi-sendi. Atau salah satu diantara tanda-tanda tersebut dapat
muncul pada kulit berupa :
·
Jerawat atau ruam yang sakit
di seluruh tubuh
·
Bilur-bilur yang berbentuk
lingkaran
·
Ruam yang gatal pada tangan
atau kaki.
Ketiga tanda diatas biasanya dapat hilang
dengan sendirinya, dan penderitanya mengira ia telah sembuh, tetapi sebenarnya
penyakit tersebut masih ada.
Epidemiologi
Saat ini, insiden
syphilis meningkat di berbagai dunia. Semua syphilis diperoleh melalui hubungan
seksual, kecuali syphilis kongenital dan syphilis pada tenaga medis yang
diperoleh akibat kontak di tempat kerja. Insiden tertinggi terdapat pada
laki-laki homoseksual, dan sering reinfeksi pada orang yang telah diobati.
Mayoritas khasus
infeksi syphilis terjadi pada orang yang aktif secara seksual dalam kelompok
usia 20 hingga 40 tahun. Sebagai akibat dari infeksi ini, chancres (luka)
terjadi diseluruh bagian luar alat kelamin, vagina, anus, atau dubur. Chancre
ini mungkin juga dapat berkembang di bibir atau di dalam mulut. Infeksi
menyebar melalui kontak langsung dan melalui hubungan seksual.
Dampak
Sosial
Seperti dalam
kasus penyakit menular seksual lainnya, orang yang terinfeksi syphilis juga
menghadapi diskriminasi dan prasangka karena stigma sosial yang berat terkait
dengan penyakit ini. Diskriminasi entah terlahir dari rasa muak bagi para
korban, yang dianggap promiscuous (khususnya wanita), karena fakta bahwa mereka
memperoleh penyakit tersebut akibat hubungan seksual. Individu yang terinfeksi
mungkin sering berakhir diperlakukan sebagai orang buangan oleh masyarakat.
Pencegahan dan Pengawasan
Pencegahan dan Pengawasan
Pencegahan dan
pengawasan dari penularan penyakit syphilis meliputi :
1.
Pengobatan cepat dan memadai
terhadap khasus yang ditemukan.
2.
Pemantauan sumber infeksi
dan pengawasan yang memadai.
3.
Pencegahan pada waktu
hubungan seksual, baik secara mekanik misalnya dengan menggunakan pengaman saat
melakukan hubungan seksual yaitu kondom.
Pengobatan
Pengobatan
Penisilin dalam
konsentrasi 0,003 unit/ml mempunyai aktifitas treponemisidal yang nyata, dan
penisilin merupakan pengobatan pilihan. Pada syphilis dengan masa sakit kurang
dari satu tahun (syphilis dini), kadar penisilin dipertahankan selama dua
minggu dengan penyuntikan tunggal benzatin penisilin G 2,4 juta unit secara
intramuskuler. Pada syphilis laten atau syphilis lanjut, dosis yang sama
diberikan 3 kali dalam interval satu minggu. Kadang-kadang penisilin dapat
digantikan dengan antibiotika lain seperti tetrasiklin atau eritromisin.
Pengobatan dengan antibiotika harus terus diamati apalagi bila digunakan secara
terus menerus.
Pemeriksaan Serologi untuk Syphilis
Berdasarkan
antigen yang dipakai, tes serologis untuk syphilis (STS = Serologic Tests for
Syphilis) ada dua macam, yaitu :
a.
Non Treponemal
Pada tes ini digunakan
antigen tidak spesifik yaitu kardiolipin yang dikombinasikan dengan lesitin dan
kolesterol, karena ini tes ini dapat memberi Reaksi Biologik Semu.
Antibodinya disebut reagin,
yang terbentuk setelah infeksi dengan Treponema pallidum, tetapi zat
tersebut terdapat pula pada bagian penyakit lain dan selama kehamilan. Reagin
ini dapat bersatu dengan suspensi ekstrak lipid dari binatang atau tumbuhan,
menggumpal membentuk massa yang dapat dilihat pada tes flokulasi. Massa
tersebut juga dapat bersatu dengan komplemen yang merupakan dasar bagi tes
ikatan komplemen.
Contoh dari tes ini adalah :
Tes flokulasi : Veneral Disease
Research Laboratories (VDRL)
Uji Ikatan Komplemen (CF =
Complement Fixation)
Tes Imobilisasi : TPI
(Treponema Pallidum Imobilization Test)
Tes fiksasi komplemen : RPCF
(Reiter Protein Complement Fixation Test)
Tes imunofluoresen : FTA-Abs
(Fluorecent Treponemal Test Antibody Absorption Test)
Tes Hemoglutinasi : TPHA
(Treponema Pallidum Hemaglutination Assay)
0 comments:
Post a Comment
BERIKAN KOMENTAR